Mengaji adalah suatu kewajiban seorang anak manusia dari lahir hingga ke liang lahat Rasulullah SAW bersabda: أُطْلُبُوا الْعِلْمَ مِنَ الْمَهْدِ اِلىَ اللَّهْدِ “Tuntutlah ilmu sejak dari buaian sampai liang lahat” Hadits tersebut menjadi dasar dari ungkapan “Long life education” atau pendidikan seumur hidup.Sebelumnya perkenalkan nama saya FEBRIAN ISKANDAR dan pada saat kecil saya di panggil ISKA dan pada saat SMP di panggil FEBRIAN tetapi dari kecil saya selalu di panggil UDO sampai sekarang, karena udo itu artinya cucu tertua dari anak tertua, adx-adxnya memanggil udo.
Setelah aku lewati hari berganti hari waktu berganti waktu, langgar yang dulu menjadi tempat kami mengaji telah sepi dan tak ada lagi suara anak-anak yang bermain bergurau serta membuat kenakalan di sekitar langgar. Anak-anak pada saat ini tak lagi seperti yang dahulu mengaji dan memiliki kebersamaan serta kekeluargaan antar tetangga dan daerah. Anak-anak sekarang sejak dini sudah mengenal namanya handphone camera dan komputer sebagai sarana alat main dirumah untuk menghilangkan penat didalam rumah. Anak-anak sekarang lebih memilih alat elektronik untuk mengisi waktu kosongnya. Apakah ini salah anak-anak sekarang??? Atau ini adalah salah orang tua yang terhipnosis oleh kemajuan zaman serta pola hidup modern??? Dimana peran orang tua pada saat ini yang kelak menginginkan anak yang soleh dan solehah untuk bekalnya di alam kubur dan yaumul akhir...
Aku teringat akan dahulu saat aku masih kecil, mengaji 3 kali satu hari, dari subuh, sore dan malam. Saat aku dibawah umur 4 tahun aku sudah ikut ke pengajian, karena o’om ku pada saat itu sudah SMP dan mereka mengaji ke langgar sehingga aku tergiur untuk ikut walau umur masih dibawah 4 tahun. Ustadku namanya pak “rohim” yang alhamdulillah sampai sekarang aku belum tahu nama lengkapnya hehe... dia orang daerah asli tempat aku tinggal yaitu orang Ranau. Aku mengaji dari umur 4 tahun kurang samapi kelas 1 SMP dengan ustad yang lumayan banyak yang pernah jadi guruku. Aku pernah mengaji di pesantren RQ (Raudathul Qur’an) pada saat kelas 2-3 SD. Yang kebetulan aku pada saat TK (Taman Kanak-kanak) itu berada di TK RQ.
Aku prihatin akan keadaan anak-anak pada saat ini, anak-anak sekarang tak ada lagi seperti anak yang dahulu penuh sopan santun dan tata karma. Orang memang menyebutnya ini adalah kemajuan zaman, tetapi bukan berarti kemajuan zaman akan menghilangkan nilai-nilai norma yang ada pada manusia dan yang dianjurkan oleh nabi kita nabi Allah Muhammad SAW. Tentu peran orang tua pada saat ini sangat berpengaruh terhadap masa depan anak, jangan sampai anak kelak menuntut orang tua ketika di padang mahsyar kelak karena tidak di beri orang tua jalan menuju jalan surga Allah.
Orang tua dengan sengaja membelikan anak-anaknya mainan elektronik dan membiarkan anak-anaknya memilih main, nonton tv dan belajar ilmu dunia dari pada main, belajar ilmu dunia dan belajar ilmu agama (mengaji). Sebagian orang tua tahu akan itu tapi caranya kurang baik, mereka mendatangkan ustad ke rumah mereka agar mempermudah anak mereka dalam belajar, sebenarnya yang baik itu adalah membiarkan anak-anak mengaji di langgar/surau di daerah itu karena dia akan mendapatkan pergaulan dan tidak akan mengurangi kegiatan dia untuk otak kanan (bermain) dan juga tidak menutup pentingnya manusia yang saling membutuhkan dan berinteraksi di luar rumah dengan tetangga-tetangganya.
Dari uraian di atas marilah kita bersama-sama menghidupkan surau-surau yang ada di sekitar kita dan yang ada di daerah kita, jangan samapi anak-anak kita tidak disiplin dalam waktu dan dalam ilmu. Semoga tulisan ini bermanfaat yang mungkin banyak kekurangan disana sini tapi ini adalah corat-coret yang insyaallah berguna bagi kita semua amin allah huma amin....
0 komentar:
Posting Komentar